:: Putra Lokan ::
Pada zaman dahulu di
hulu sungai Bintan memerintah seorang raja yang adil. Rakyatnya makmur
dan sejahtera. Akan tetapi, sayangnya, raja tidak memiliki keturunan
meskipun sudah belasan tahun menikah. Pada suatu hari permaisuri dan
raja pergi berkelah di muara sungai dan permaisurinya yang ditemani
dayang-dayang mandi di sungai. Entah apa sebabnya tiba-tiba permaisuri
terjatuh dan pingsan.
Raja sangat resah melihata keadaan
permaisurinya. Dipanggilnya tabib, tetapi tabib tidak mengobati karena
permaisuri sedang berbadan dua. Berita ini sangat menggembirakan raja
dan permaisuri serta seluruh rakyatnya. Ketika melahirkan, bepata
terkejutnya raja dan permaisuri karena anak yang dilahirkan berupa
lokan. Peristiwa ini merupakan aib bagi raja. Raja bingung dan malu. Ada
saat kebingungan itulah bendaraha kerajaan yang menyimpan niat jahat
pada raja mengahsut raja agar permaisuri dan lokan dibuang ke dalam
hutan yang jauh dari kerjaan.
Sesampai di hutan, permaisuri merasa
sangat masyghul, takut dan bingung. Dalam kebingan itu pula dia bertemu
dengan nenek Kebayan. Di rumah nenek Kebayan yang sempit itulah
permaisuri menghabiskan waktu bersama dengan lokan anaknya.
Setelah
18 tahun di hutan, rupanya Lokan berkembang sesuai usianya. Pada malam
bulan purnama, muncullah seorang putera dari dalam kolam. Betapa
terkejutnya permaisuri dan dia heran siapakah gerangan pemuda tampan
ini. Akan tetapi, putera lokan langsung mengatakan bahwa dia adalah
putra permaisuri yang muncul dari dalam lokan. Betapa haru dan
bahagianya permaisuri.
Tak lama kemudian, mereka berdua, yaitu
permaisuri dan putranya berangkat ke kerajaan. Mereka ingin bertemu
dengan raja dan melihat-lihat keadaan itu kota kerajaan. Mereka tinggal
di pinggir kota dan Putra Lokan menyamar sebagai pedagang kelliling
sehingga agak bebas memasuki lingkungan istana. Dari penyamaran inilah
diketahui bahwa raja telah ditawan dan ditahan oleh bendahara dan
pengikutnya di dalam perigi beracun.
Hal ini diceritakannya pada
ibundanya. Lalau mereka berencana melakukan penyerangan terhadap
bendahara. Pada saat yang tepat, Putra Lokan melakukan penyerangan dan
menang. Kemudian dapat membebaskan raja dari dalam perigi beracun. Raja
pun merasa sangat berutang budi kepada Putra Lokan.
Kemudan raja
bertanya, “Siapakah pemuda sebenarnya?” Putra Lokan menjawab “Biarlah
nanti ibunda saya yang menjawab, sebentar lagi ibunda akan datang
menghadap baginda”. Tak lama kemudian muncullah ibunda Putra Lokan dan
tahulah baginda bahwa pemuda itu adalah putranya sendiri.