Posted by : Unknown
December 12, 2013
MEKANISME
GERAK PADA VERTEBRATA
A. Standar kompetensi
3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu,
kelainan/ penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas
B. Kompetensi dasar
3.1.
Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta kelainan/
penyakit yang dapat terjadi pada sistem gerak pada manusia.
C. Indikator
· Mengidentifikasi
struktur dan fungsi tulang, sendi dan otot dalam sistem gerak
·
Menggambarkan struktur tulang, otot dan
sendi
·
Menjelaskan keterkaitan tulang, otot dan
sendi dalam sistem gerak
·
Menjelaskan terjadinya proses gerak:
gerak biasa dan gerak refleks
·
Mengurutkan proses terjadinya sebuah gerakan
·
Menjelaskan mekanisme kerja otot sebagai alat gerak aktif
·
Menjelaskan penyebab terjadinya kelainan/
gangguan pada sistem gerak
·
Menjelaskan cara menghindari /
rehabilitasi berbagai penyakit pada sistem gerak
·
Membuat laporan hasil studi pemanfaatan
teknologi pada kerusakan sistem gerak
============================================================
Manusia dan hewan dapat berpindah tempat
dengan cara bergerak, dimana hal itu terjadi karena adanya kerjasama antara
rangka dan otot. Rangka yang tersusun atas tulang-tulang dapat bergerak karena
digerakkan oleh otot. Oleh sebab itu rangka disebut alat gerak pasif.
Otot mempunyai kemampuan berkontraksi dan berelaksasi. Bila otot berkontraksi,
akan dihasilkan tenaga dan terjadilah gerakan organ-organ yang dilekati atau
organ disekitarnya ke arah tertentu. Bila otot berelaksasi, maka organ-organ
tadi akan bergerak ke arah yang berlawanan. Hal itu terjadi secara terus
menerus, sehingga aktivitas gerakan organ-organ berlangsung terus. Dengan demikian, otot disebut alat gerak aktif.
A. RANGKA
Rangka pada
Vertebrata terdiri atas tulang-tulang, kartilago dan ligamen yang tersusun
sedemikian sehingga memungkinkan terjadinya gerakan. Rangka Vertebrata umumnya
terletak di dalam tubuh, sehingga disebut Endoskeleton/ rangka dalam.
Sedangkan pada beberapa hewan, misalnya udang, kepiting, rangka terdapat di
luar tubuh/ Eksoskeleton. Hewan
seperti ini biasanya mengalami pergantian kulit secara periodik dalam hidupnya.
a. Fungsi rangka
- menyokong/
menopang tubuh
- memberi bentuk
tubuh
-pelindung
alat-alat tubuh yang lunak
-tempat
perlekatan otot
-tempat
penimbunan mineral
-tempat
pembentukan sel-sel darah
-alat gerak
pasif
b. Proses pembentukan rangka
Rangka
pada Vertebrata sudah mulai terbentuk selengkapnya pada akhir bulan kedua
perkembangan embrio. Sedangkan
proses penulangan ( osifikasi ) baru mulai berakhir kira-kira pada usia 25
tahun. Berdasarkan prosesnya osifikasi dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu:
-
Osifikasi intermembran
Terjadi pada pembentukan tulang pipih,
dimana tulang ini dibentuk langsung oleh sekelompok sel pembentuk tulang/
osteoblas yang terdapat dalam membran fibrosa. Bagian sisi-sisi tulang dibentuk
oleh sekelompok sel yang berbeda disebut trabekula yang mampu membentuk jalinan
seperti jala sebagai tulang spon
-
Osifikasi endokondral
Terjadi pada tulang panjang/ pipa,
dimana pada mulanya terdiri atas tulang rawan hialin yang dilapisi jaringan
ikat perikondrium. Pusat osifikasi ada 2 bagian yaitu:
-
dibagian
tengah batang tulang pipa ( diafisis )
Penulangan diawali dengan
penyusupan pembuluh darah pada perikondrium bagian diafisis, yang menyebabkan
sel perikondrium menjadi osteoblas dan tumbuh melingkar dan memanjang. Matriks
tulang rawan akan mengeras karena terjadi penimbunan Ca dan P. Tetapi dibagian
dalam tulang terjadi pengikisan oleh osteoklas ( sel tulang yang besar dan
berinti banyak ) sehingga terbentuk rongga sumsum.
-
Pada
ujung tulang pipa ( epifisa )
Ujung tulang pipa dilapisi
tulang rawan yang mengandung osteoblas dan disebut cakra epifisa. Pada orang
tua telah mengalami osifikasi.
Perhatikan bagan proses
penulangan sebagai berikut.
c. Macam-macam tulang
Berdasarkan jenis
|
|
Tulang rawan/ kartilago
|
Tulang keras/ sejati/ osteon
|
Tampak transparan, lentur, sel-selnya banyak
mengandung matriks berupa kondrion. Tulang rawan pada anak berasal dari
mesenkim, lebih banyak mengandung kondrosit. Pada orang dewasa berasal dari
perikondrium yang banyak mengandung kondroblas/ sel pembentuk tulang rawan
dan lebih banyak mengandung matriks
|
Tampak keruh, kaku, mudah patah.
Osteosit dibentuk oleh osteoblas yang menghasilkan matriks yang berisi
kolagen dan protein yang berperan dalam pertumbuhan tulang. Matriksnya mengandung Ca, P, Mg, F yang
menyebabkan tulang menjadi keras.
|
Berdasarkan bentuknya
|
||
Tulang pipa
|
Tulang pipih
|
Tulang pendek
|
Bentuk memanjang, terdapat rongga sumsum. Contoh: tl. paha, tl.
betis, tl. kering, tl. hasta, tl. pengumpil dll
|
Struktur pipih, tak ada rongga sumsum.
Contoh: tl. iga, tl.rusuk, tl. belikat, tl. tengkorak, tl. usus dll
|
Struktur pendek,terdapat rongga sumsum. Contoh:
tl.pangkal lengan, tl. kaki, tl. dahi, ruas tl. belakang.
|
d. Susunan Rangka Manusia
Selain memperkuat
tubuh, kerangka juga memberi bentuk tubuh. Dengan adanya kerangka maka tubuh
kita berbentuk sedemikian rupa sehingga enak dilihat.
Rangka manusia terdiri atas 2 bagian, yaitu:
-
Skeleton Aksial/ sumbu, artinya sekumpulan tulang yang terletak di daerah sumbu tubuh.
Tulang-tulang aksial sangat berpengaruh pada bentuk tubuh kita. Skeleton aksial
terdiri dari:
- tulang tengkorak/ kranium
tulang ini tersusun atas tulang-tulang antara lain
tulang ubun-ubun, tulang pelipis, tulang tapis, tulang baji, tulang rahang atas
dan bawah, tulang lidah, tulang hidung dan tulang tengkorak belakang. Fungsinya untuk melindungi otak, mata,
telinga dan membentuk wajah.
- Tulang Belakang/ Vertebra
Berjumlah
26 ruas terdiri atas: 7 ruas tulang leher, 12 ruas tulang punggung, 5 ruas
tulang pinggang, 4 ruas tulang ekor ( menyatu ) dan 5 ruas tulang kelangkangan/
kemaluan/ os pubis.
- Tulang Rusuk
Terdiri atas 7 pasang rusuk sejati, 3 pasang rusuk palsu dan 2 pasang rusuk
melayang.
- Skeleton
Apendikular, meliputi tulang-tulang yang berkaitan dengan gerakan. Skeleton
ini terdiri atas:
-
Tulang-tulang Bahu,
tersusun dari:
- tulang selangka/ clavicula, merupakan penghubung tulang belikat dengan
tulang dada.
- tulang pinggul, terdiri dari 6 tulang yang telah menyatu, terdapat
cekungan/ acetabulum, tempat bersambungan dengan alat gerak bawah/ extemitas
inferior. Struktur pinggul manusia memungkinkan manusia berdiri pada dua kaki
disebut Bipedal.
- Tulang anggota gerak bawah/ extremitas inferior
Terdiri dari
sepasang tulang paha/ femur, sepasang tulang tempurung lutut, sepasang tulang
kering, sepasang tulang betis, 7 ruas tulang pergelangan kaki, 5 tulang telapak
kaki dan 14 ruas tulang jari kaki
-Tulang anggota gerak atas/
extremitas superior
Terdiri dari
sepasang tulang lengan, sepasang tulang hasta, sepasang tulang pengumpil, 8
tulang pergelangan tangan, 5 tulang telapak tangan dan 14 ruas tulang jari
tangan.
B. PERSENDIAN/ ARTIKULASI
Tulang-tulang
yang menyusun kerangka, membentuk hubungan, sehingga membentuk kesatuan yang
utuh. Antara tulang – tulang tersbut memungkinkan munculnya aktivitas gerakan.
Hubungan antar tulang ini disebut persendian/ artikulasi. Bentuk
artikulasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, antara lain:
a. Sinartrosis
Hubungan tulang yang tidak dapat
digerakkan sama sekali. Hal ini karena diantara kedua ujung tulang tersebut terdapat jaringan. Selanjutnya persendian ini dikelompokkan lagi menjadi 2 yaitu:
-
Sinkondrosis, yaitu bila kedua ujung tulang
dihubungkan dengan kartilago. Contoh: antar tulang belakang, antara tulang
rusuk dan tulang dada.
-
Sinfibrosis, yaitu bila kedua ujung tulang terdapat
serabut, disamping itu karena bentuk hubungannya bergerigi/ membentuk sutura. Contoh: antar tulang tengkorak, antar tulang pubis/ kemaluan.
b. Amfiartrosis
Hubungan
antar tulang yang menimbulkan sedikit gerakan/ gerak terbatas. Misalnya
hubungan antar tulang rusuk dengan ruas-ruas tulang belakang/ vertebra.
c. Diartrosis
Hubungan
tulang, dimana memungkinkan adanya gerakan yang lebih leluasa. Misalnya
hubungan antara tulang anggota gerak. Pada persendian ini, biasanya kedua ujung
tulang membentuk pasangan yang tepat. Salah satu ujung berbentuk cekungan
disebut mangkuk sendi, sedangkan
ujung tulang yang lain membentuk tonjolan disebut bonggol sendi. Antara kedua ujung tulang terbentuk celah disebut rongga sendi. Didalam rongga sendi
terdapat minyak sendi/ sinovial yang berfungsi sebagai pelumas, sehingga
memungkinkan adanya gerak tanpa menimbulkan kerusakan sendi. Kedua tulang
penyusun persendian ini diikat oleh selaput sendi/ membran sinovial sehingga
membentuk ikatan yang kuat. Persendian ini memiliki banyak variasi struktur,
sehingga selanjutnya dibedakan berdasarkan aktivitas gerakan yang dilakukan,
antara lain:
-
Sendi
luncur, bila gerakannya
hanya menggeser sedikit saja. Misalnya antara vertebra, sehingga dapat
menggeliat dan membungkuk.
-
Sendi putar, bila gerakan tulang yang satu mengelilingi tulang lainnya sebagai
poros. Misalnya antara tulang
tengkorak dengan tulang atlas, tulang lengan atas dengan tulang hasta dan
pengumpil.
-
Sendi
pelana, bila gerakannya
kedua arah dalam satu bidang. Misalnya sendi pada ibu jari, tulang telapak
tangan.
-
Sendi
peluru, bila gerakannya
lebih leluasa, karena adanya mangkuk sendi dan bonggol sendi. Misalnya antara
tulang paha dan tulang pinggul, tulang lengan atas dan tulang belikat.
C. OTOT SEBAGAI ALAT GERAK
Dengan sifat sel penyusunnya, maka otot
dapat melakukan aktivitas gerak sendiri, bahkan mampu menggerakkan alat gerak
yang lain. Maka otot disebut juga alat gerak aktif. Otot rangka atau otot lurik sangat berkaitan
erat dengan aktivitas gerak tubuh kita. Maka yang banyak dibicarakan adalah
mekanisme gerakan pada otot lurik. Otot lurik terdiri atas serabut-serabut halus
yang disebut miofibril/ serabut otot, berinti banyak,. Beberapa serabut
otot bergabung membentuk kumpulan serabut otot dan dibungkus oleh lapisan/
fasia disebut fasia propria.
Kumpulan serabut otot
bergabung lagi dengan kumpulan serabut yang lain menjadi satu berkas yang
disebut daging/ otot dan dibungkus oleh fasia superfasialis. Umumnya gabungan
otot berbentuk kumparan. Bagian tengah menggelembung disebut ventrikel/ empal, sedangkan bagian
ujungnya menyempit disebut tendon/ urat.
Tendon sangat keras dan liat menghubungkan otot dengan tulang. Ujung tendon
yang satu melekat pada tulang yang bergerak disebut insertio, sedangkan ujung tendon yang lain melekat pada tulang yang
tidak bergerak disebut origo. Suatu
otot hanya mampu menggerakkan tulang ke
satu arah. Bila otot lain menimbulkan gerak yang sama saling memperkuat disebut
otot sinergis. Misalnya:
-
otot-otot
dada, otot betis, otot paha
-
otot untuk menelungkupkan
lengan bawah, yaitu otot pronator teres dan pronator kuadratus.
-
Otot-otot
untuk menggerakkan kepala/ berputar.
Sedangkan otot-otot yang menimbulkan gerak
berlawanan disebut otot antagonis. Misalnya otot bisep dapat
membengkokkan lengan ke arah lengan atas ( fleksor ), sedang otot trisep mampu
meluruskan kembali lengan ke bawah ( ekstensor ). Contoh-contoh
gerak antagonis yang lain:
-
ekstensor/ meluruskan dan
fleksor/ membengkokkan
-
depresor/ menurunkan dan
elevator/ mengangkat
-
adduktor/
mendekat ke badan dan abduktor/ menjauhi badan
MEKANISME DAN ENERGI DALAM KONTRAKSI OTOT
Dengan pengamatan mikroskopis, terlihat bahwa miofibril pada otot
lurik tampak bergaris-garis. Garis-garis tersebut disebut sebagai zona Z (
gelap ), sedangkan bagian yang terang disebut zona H. Warna gelap disebabkan
adanya kandungan miosin, sedangkan warna terang disebabkan adanya aktin. Posisi
aktin dan miosin dalam miofibril berselang –seling sehingga terlihat warna
gelap terang seperti motif lurik, sehingga otot rangka disebut juga otot lurik
/ serat lintang. Kontraksi
dan relaksasi pada otot rangka terjadi karena adanya perubahan kimia protein
kontraktil.
1. Mekanisme Kontraksi Otot Lurik
Otot terdiri dari
molekul-molekul protein aktin dan miosin yang tersusun tumpang tindih. Protein
aktin lebih tebal dari miosin. Pada saat kontraksi, aktin akan meluncur
disela-sela miosin pada zona gelap sehingga terjadi reaksi kimia membentuk senyawa aktomiosin, sehingga luas
unit miofibril akan memendek dan struktur sel otot kedudukannya akan memendek. Hal inilah yang mengakibatkan otot
berkontraksi.
Proses kontraksi otot dapat digambarkan sebagai
berikut:
2. Energi Untuk Kontraksi Otot
Energi untuk kegiatan kontraksi otot diperoleh dari
peruraian ATP/ Adenosin Tripospat dan Kreatin Pospat yang berlangsung dalam
keadaan anaerob. Enenrgi
dipergunakan untuk membantu reaksi pembentukan aktomiosin saat kontraksi dan
peruraian aktomiosin menjadi aktin dan miosin saat relaksasi. Proses penggunaan energi adalah sebagai berikut:
The energy for the muscular contraction
The energy for
the muscular contraction is provided by the conversion of adenosine
triphosphate (ATP) into adenosine diphosphate(ADP) and inorganic phosphate,
releasing energy. A enzyme myosin ATPase catalyse the reaction in the presence
of Ca2+ and Mg2+ ions.
The used up ATP
has to be restored for additional contractions, So phosphocreatine now comes
into picture. It donates its high energy-phospate bond to ADP, producing ATP.
This reaction is catalysed by an enzyme creatine kinase
When creatine
phospate is used up, new ATP is generated by aerobic respiration in the muscle
cells. If the ATP is used up faster than the muscle fibres can produce
aerobically, then the muscle fibres start anaerobic respiration to provide ATP.
This produces lactic acid. This lactic acid is diffused in to the blood leaving
a small part to accumulate in the muscle fibre. Major part of lactic acid is
passed into the liver where it is oxidised to CO2 and H2O.
The energy released from this oxidation is used for changing the remaining
lactic acid to glycogen.
Sehingga secara singkat, energi yang digunakan
untuk kontraksi otot rangka adalah sebagai berikut:
- ATP ( Adenosin Tripospat
) →
ADP ( Adenosin Dipospat ) + P + E
- ADP → AMP ( Adenosin Monopospat ) + P + E
- CP ( Creatin Pospat ) → Creatin + P + E
Bila ATP, ADP dalam otot telah habis, maka
otot tak mampu lagi berkontraksi. Maka ADP dan ATP harus disusun lagi, dimana
dalam penyusunannya memerlukan energi dan pospat. Energi untuk menyusun ATP
berasal dari penguraian glikogen pada waktu relaksasi. Proses pembentukan ATP
dapat digambarkan sebagai berikut:
KELAINAN DAN GANGGUAN PADA SISTEM GERAK
Karena
sesuatu hal, maka kerja sistem gerak dapat mengalami gangguan. Beberapa bentuk
kelainan dan gangguan pada sistem gerak manusia adalah sebagai berikut:
1. Gangguan pada tulang, antara lain:
- Fraktura sederhana, yaitu retak tulang tidak sampai melukai jaringan lain.
- Fraktura kompleks, yaitu patah tulang dan berakibat merusak jaringan di sekitarnya.
- Greenstick, yaitu retak tulang sebagian saja dan tidak sampai patah.
- Comminuted/ remuk, yaitu retak tulang dibeberapa bagian tetapi masih didalam daging.
- Skoliosis, yaitu tulang belakang melengkungkesamping kanan atau kiri.
- Kifosis, yaitu tulang belakang bagian atas sangat melengkung kearah depan sedang bagian belakang menonjol kearah belakang. Penderita tampak bongkok.
- Lordosis, yaitu tulang belakang bagian punggung menonjol kearah perut atau dada, sehingga bagian atas tubuh tertarik kebelakang.
- Rakhitis, yaitu penyakit tulang karena kekurangan vitamin D. Tulang lentur dan mudah melengkung, bahkan tulang akan pendek terutama ruas-ruas tulang belakang.
- Osteoporosis, yaitu tulang rapuh kurang keras karena kekurangan hormon kelamin pria dan wanita.
- Mikrocephalus, yaitu gangguan pertumbuhan tulang tengkorak karena kekurangan zat kapur pada masa bayi, sehingga kepala kecil kurang proporsional.
2. Gangguan pada persendian,antara lain:
b. Terkilir/ keseleo, yaitu
tertariknya ligamen karena gerakan tiba-tiba atau tidak biasa dilakukan.
c. Ankilosis, yaitu sendi
tidak dapat digerakkan karena seolah-olah tulang dan sendi menyatu.
d. Artritis/ infeksi sendi,
yaitu gangguan yang ditandai dengan peradangan sendi dan terasa sakit. Macam artritis antara lain:
- Reumatoid/ reumatik, yaitu
penyakit kronis pada jaringan penghubung sendi. Disebabkan sendi yang semula
terdapat tulang rawan, terjadi penyusutan dan diganti tulang keras, sehingga
sendi terasa sakit.
- Osteoartritis, yaitu gangguan
yang sama dengan reumatoid, tetapi penyusutan tulang rawan karena usia lanjut.
3. Gangguan pada otot, antara lain:
a.
Atrofi , yaitu bila otot tidak
pernah digerakkan karena sesuatu hal, maka lambat laun akan mengecil.
b. Hipertrofi, yaitu bila otot banyak dipakai
maka akan membesar.
c. Tetanus, yaitu bila bakteri tetanus
mengeluarkan toksin,maka otot akan kejang.
d. Kaku leher/ stiff, yaitu leher terasa kaku
dan sakit bila digerakkan karena otot trapesius leher mengalami peradangan
sebgai akibat gerakan atau hentakan yang salah gerak.
e. Hernia abdominalis, yaitu sobeknya otot
dinding perut yang lemah, mengakibatkan usus melorot masuk kerongga perut.
f. Distrofi otot, yaitu penyakit bawaan
dimana gen pembentuk selubung otot tidak dimiliki, sehingga otot tidak kuat
menggerakkan organ tubuh karena otot terurai dari pembungkusnya.